Nabi Muhammad SAW adalah Nabi pembawa risalah Islam, rasul
terakhir penutup rangkaian nabi-nabi dan rasul-rasul Allah SWT di muka bumi.Ia
adalah salah seorang dari yang tertinggi di antara 5 rasul yang termasuk dalam
golongan Ulul Azmi atau mereka yang mempunyai keteguhan hati (QS. AL AHQAAF :
35).
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai
keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta
disegerakan (azab) bagi mereka.Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan
kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat
pada siang hari.(Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan
melainkan kaum yang fasik.
Keempat
rasul lainnya dalam Ulul Azmi tsb ialah Ibrahim AS, Musa AS, Isa AS, dan Nuh AS
(Abu Bakar Siraj al-Din, 2007).
“Muhammad” dalam bahasa Arab berarti “dia yang
terpuji”.Muslim mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad adalah
penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Mereka
memanggilnya dengan gelar Rasulullah dan menambahkan kalimat “Sallallaahu
Alayhi Wasallam” yang berarti “semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan
kepadanya” sering disingkat “S.A.W” atau “SAW” setelah namanya. Selain itu
Al-Qur’an dalam Surah As-Saff (QS 61:6) menyebut Muhammad dengan nama “Ahmad”,
yang dalam bahasa Arab juga berarti “terpuji” (Abu Bakar Siraj al-Din, 2007).
As-Saff
(QS 61:6)
Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai Bani
Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang
turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka
tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata,
mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”.
Nabi Muhammad SAW adalah anggota Bani Hasyim, sebuah kabilah
yang paling mulia dalam suku Quraisy yang mendominasi masyarakat Arab.Ayahnya
bernama Abdullah Muttalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar
pengaruhnya.Ibunya bernama Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah.Baik dari garis
ayah maupun garis ibu, silsilah Nabi Muhammad SAW sampai kepada Nabi Ibrahim
ASdan Nabi Ismail AS.Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal dengan nama
Tahun Gajah, karena pada tahun itu terjadi peristiwa besar, yaitu datangnya pasukan
gajah menyerbu Mekkah dengan tujuan menghancurkan Ka’bah. Pasukan itu dipimpin
oleh Abrahah, gubernur Kerajaan Habsyi di Yaman. Abrahah ingin mengambil alih
kota Mekkah dan Ka’bahnya sebagai pusat perekonomian dan peribadatan bangsa
Arab. Ini sejalan dengan keinginan Kaisar Negus dari Ethiopia untuk menguasai
seluruh tanah Arab, yang bersama-sama dengan Kaisar Byzantium menghadapi musuh
dari timur, yaitu Persia (Irak) (Djabbar, ).Dalam penyerangan Ka’bah itu,
tentara Abrahah hancur karena terserang penyakit yang mematikan yang dibawa
oleh burung Ababil yang melempari tentara gajah.Abrahah sendiri lari kembali ke
Yaman dan tak lama kemudian meninggal dunia. Peristiwa ini dikisahkan dalam
Al-Qur’an surat Al-Fil: 1-5 (Abu Bakar Siraj al-Din, 2007).
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah
bertindak terhadap tentara bergajah?Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya
mereka (untukmenghancurkan Kakbah) itu sia-sia?Dan Dia mengirimkan kepada
mereka burung yang berbondong-bondong,yang melempari mereka dengan batu
(berasal) dari tanah yang terbakar,lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun
yang dimakan (ulat).
Ketika Nabi Muhammad masih dalam kandungan ibunya, Abdullah,
Ayah dari Nabi Muhammad SAW meninggal dalam perjalanan dagang ke Yastrib.
Ayahnya meninggalkan harta warisan berupa lima ekor unta, sekawanan biri-biri
dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi
Muhammad setelah Nabi lahir.Beberapa Bulan kemudian, Aminah yang ditinggal
meninggal suaminya pada saat mengandung akhirnya melahirkan bayinya, yang
diberi nama Muhammad. Nabi Muhammad lahir pada malam menjelang dini hari Senin,
12 Rabiul Awal Tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 570 M.Nama Muhammad
diberikan oleh kakeknya, Abdul Muttalib.Nama itu sedikit ganjil di kalangan
orang-orang Quraisy, karenanya mereka berkata kepada Abdul Muttalib, “Sungguh
di luar kebiasaan, keluarga Tuan begitu besar, tetapi tak satu pun yang bernama
demikian.”Abdul Muttalib menjawab, “Saya mengerti. Dia memang berbeda dari yang
lain. Dengam nama ini saya ingin agar seluruh dunia memujinya”(Abu Bakar Siraj
al-Din, 2007).
Adalah suatu kebiasaan di Mekkah, anak yang baru lahir
diasuh dan disusui oleh wanita desa dengan maksud supaya ia bisa tumbuh dalam
pergaulan masyarakat yang baik dan udara yang lebih bersih. Saat Nabi Muhammad
lahir, ibu-ibu dari desa Sa’ad datang ke Mekkah menghubungi keluarga-keluarga
yang ingin menyusui anaknya. Desa Sa’ad terletak kira-kira 60 km dari Mekkah,
dekat kota Ta’if, suatu wilayah pegunungan yang sangat baik udaranya.Di antara
ibu-ibu tersebut terdapat seorang wanita bernama Halimah binti Abu Du’aib as
Sa’diyah. Keluarga Halimah tergolong miskin, karena itu ia sempat merasa ragu
untuk mengasuh Nabi Muhammad karena keluarga Aminah sendiri juga tidak terlalu
kaya. Akan tetapi entah mengapa Nabi Muhammad yang masih bayi itu sangat
menawan hatinya, sehingga akhirnya Halimah pun mengambil Nabi Muhammad SAW
sebagai anak asuhnya.Ternyata kehadiran Nabi Muhammad SAW sangat membawa berkah
pada keluarga Halimah. Dikisahkan bahwa kambing peliharaan Haris, suami
Halimah, menjadi gemuk-gemuk dan menghasilkan susu lebih banyak dari biasanya.
Rumput tempat menggembala kambing itu juga tumbuh subur.Kehidupan keluarga
Halimah yang semula suram berubah menjadi bahagia dan penuh kedamaian.Mereka
yakin sekali bahwa bayi dari Mekkah yang mereka asuh itulah yang membawa berkah
bagi kehidupan mereka (Abu Bakar Siraj al-Din, 2007).
Sejak kecil Muhammad SAW telah memperlihatkan keistimewaan
yang sangat luar biasa. Usia 5 bulan Nabi Muhammad sudah pandai berjalan, dan
di usia 9 bulan ia sudah bisa berbicara. Pada usia 2 tahun ia sudah bisa
dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing. Saat
itulah ia berhenti menyusu dan karenanya harus dikembalikan lagi pada ibunya.
Dengan berat hati Halimah terpaksa mengembalikan anak asuhnya yang telah
membawa berkah itu, sementara Aminah sangat senang melihat anaknya kembali
dalam keadaan sehat dan segar.Namun tak lama setelah itu Muhammad SAW kembali
diasuh oleh Halimah karena terjadi wabah penyakit di kota Mekkah. Dalam masa
asuhannya kali ini, baik Halimah maupun anak-anaknya sering menemukan keajaiban
di sekitar diri Nabi Muhammad SAW. Anak-anak Halimah sering mendengar suara
yang memberi salam kepada Muhammad SAW, “Assalamu ‘Alaika ya Muhammad,” padahal
mereka tidak melihat ada orang di situ. Dalam kesempatan lain, Dimrah, anak
Halimah, berlari-lari sambil menangis dan mengadukan bahwa ada dua orang
bertubuh besar-besar dan berpakaian putih menangkap Nabi Muhammad SAW. Halimah
bergegas menyusul Muhammad SAW.Saat ditanyai, Muhammad SAW menjawab, “Ada 2
malaikat turun dari langit. Mereka memberikan salam kepadaku, membaringkanku,
membuka bajuku, membelah dadaku, membasuhnya dengan air yang mereka bawa, lalu
menutup kembali dadaku tanpa aku merasa sakit”. Halimah sangat gembira melihat
keajaiban-keajaiban pada diri Muhammad SAW, namun karena kondisi ekonomi
keluarganya yang semakin melemah, ia terpaksa mengembalikan Nabi Muhammad SAW,
yang saat itu berusia 4 tahun, kepada ibu kandungnya di Mekkah (Yatim, 1993).
Pada saat Nabi Muhammad berusia 6 tahun, ibunya Aminah binti
Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta
mengunjungi makam ayahnya.Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh
sakit.Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa’ yang terletak
tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal,
Muhammad dijaga oleh kakeknya, ‘Abdul al-Muththalib. Setelah kakeknya
meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib (Yatim, 1993).
0 komentar:
Posting Komentar