Pages

Sabtu, 09 Februari 2019

Laporan Observasi Menggunakan Kuisioner di Google Form “PENGARUH PENDAPATAN, GAYA HIDUP, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP TINGKAT KONSUMSI MAHASISWA”


MAKALAH/LAPORAN
 “PENGARUH PENDAPATAN,GAYA HIDUP,DAN JENIS KELAMIN TERHADAP TINGKAT KONSUMSI MAHASISWA”
MENGGUNAKAN KUISIONER DI GOOGLE FORM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Statistik Ekonomi
Dosen : Eri Satria, ST., M.Si

  

                 Di Susun Oleh:
          Ai Nida Hernida
               16.110.0010
  
         MANAJEMEN S1
STIE "YASA  ANGGANA" GARUT
                2018


BAB 1
PENDAHULUAN

Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk mengkonsumsi tanpa batas, dan lebih mementingkan faktor keinginan daripada faktor kebutuhan (Hotpascaman, 2009: 12).
Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang (James F. Engel, dkk, 1994: 383). “Dari hasil survey ditemukan bahwa remaja Indonesia kini makin konsumtif, suka ganti-ganti merk, mudah termakan trend, dan gemar tampil keren” (Swa dalam Sonia, 2008: 10). Sebagian dari mahasiswa mengikuti perkembangan mode yang sedang banyak diminati, seperti pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris.
Gaya hidup mahasiswa cenderung konsumtif. Misalnya dalam hal pembelian suatu barang, sebagian dari mahasiswa seringkali membeli barang-barang yang disukai walaupun sebenarnya kurang berguna. Mereka membeli barang yang sebenarnya kurang diperlukan untuk mencapai kepuasan maksimal. Hal itu terjadi karena adanya hasrat yang besar untuk memiliki benda-benda tanpa memperhatikan kebutuhannya. Sebagian dari mahasiswa juga seringkali terlihat seperti sedang bersaing dalam hal penampilan diri. Menurut Sujanto dalam Andi dan Mira (2007: 14-15), gaya hidup yang berorientasi pada kesenangan tidak terlepas pada pola perilaku konsumtif.
Konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga (N. Gregory Mankiw, 2012: 11). Pengeluaran konsumsi seseorang merupakan bagian dari pendapatannya yang dibelanjakan. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang, dalam hal ini tingkat konsumsi mahasiswa. Faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi mahasiswa diantaranya faktor pendapatan, gaya hidup, dan juga jenis kelamin.
Pendapatan atau uang saku yang dimiliki mahasiswa bisa berasal dari orang tua/saudara, dari beasiswa, ataupun dari bekerja. Sebagian dari mahasiswa seringkali menghabiskan pendapatan atau uang saku yang dimiliki untuk konsumsi sementara tidak ada bagian pendapatan yang ditabung. Konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga (N. Gregory Mankiw, 2012: 11). Setiap individu melakukan pengeluaran konsumsi yang berbeda-beda. Besarnya pengeluaran konsumsi tersebut bervariasi, sehingga terdapat perbedaan tingkat konsumsi antara individu satu dengan yang lain. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang, dalam hal ini tingkat konsumsi mahasiswa. Faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi mahasiswa diantaranya faktor pendapatan, gaya hidup, dan juga jenis kelamin.
Pendapatan atau uang saku yang dimiliki mahasiswa bisa berasal dari orang tua/saudara, dari beasiswa, ataupun dari bekerja. Sebagian dari mahasiswa seringkali menghabiskan pendapatan atau uang saku yang dimiliki untuk konsumsi sementara tidak ada bagian pendapatan yang ditabung.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum istilah konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia (Suherman Rosyidi, 2011: 163). Konsumsi atau lebih tepatnya pengeluaran konsumsi pribadi adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang-barang akhir dan jasa. Sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi (Samuelson dan Nordhaus, 2004: 124).
Reksoprayitno mendefinisikan pendapatan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu (Mahyu Danil, 2013:37). Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apa pun. (Sadono Sukirno, 1999: 49-51).
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat)”. Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah, sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen (Sutisna, 2002: 145).
Istilah jenis kelamin menunjuk pada perbedaan biologis dari lakilaki dan perempuan. Sementara gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan perempuan. Berupa perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dibangun secara sosial budaya. Perbedaan gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan dalam kebudayaan yang ada (Sugihartono, dkk, 2007: 35).


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hakikatnya penelitian ini dilakukan untuk menemukan damn mencari tahu bagaimana pengaruh “Pendapatan, gaya hidup, dan jenis kelamin terhadap konsumsi Mahasiswa. Hasil kuisioner dari google Formulir ini lalu disebarkan melalui Whatsapp kepada  Mahasiswa. Serta digunakan sampel sebanyak 61 respoden yang terdiri dari Mahasiswa Universitas di Garut maupun luar Garut. Berikut ini hasil kuisioner dibagikan melalui google formulir , setelah kuisioner ini di sebar selama kurang lebuh satu minggu terdapat 61 mahasiswa yang berkenaan mengisikuisioner tersebut.
a.    Identitas Responden
      
Dari data jenis kelamin di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 61 responden ternyata lebih banyak mahasiswa perempuan . Terdapat 60% responden berjenis kelamin perempuan  dan 39,3% responden berjenis kelamin laki-laki

Dari segi usia kebanyakan bahwa responden/mahasiswa usianya itu lebih banyak di atas 20 tahun dengan presentase 54,1% sedangkan usianya yang di bawah 20 tahun lebih sedikit yaitu 45,9%

Dari status perkawinannyapun dikalangan mahasiswa lebih banyak yang belum kawin yaitu 95,1% di bandingkan dengan mahasiswa yang sudah kawin .

Dari segi tempat tinggal tinggal ternyata kebanyakan responden bertempat tinggal tidak kost dengan jumlah presentase 77% dibandingkan dengan yang ngekost lebih sedikit yaitu hanya 23%. Mungkin karena kebanyakan jarak rumahnya ke kampus itu lebih dekat.

Dari data di atas terbukti bawa responden yang bertempat tinggal di Garut itu memang lebih banyak dengan presentase 65% di bandingkan dengan yang di luar Garut 34,4%.
Dari hasil kuisioner tersebut ternyata kebanyakan itu dari mahasiswa semester 44 dengan jumlah 42,6% , lalu mahasiswa semester 6 sebanyak 31,1%, mahasiswa semester 2 sebanayk 24,6% dan yang paling sedikit mahasiswa tsemester 8 dengan jumlah 1.7%.

b. Pertanyaan
Dari hasil kuisioner tersebut ternyata ada Mahasisa  yang sambil bekerja dan ataupun bisnis tidak hanya berkuliah saja, dengan presentase 36.1%. Meskipun presentasenya masih sedikit dibandingkan dengan yang tidak sambil bekerja/bisnis sebanyak 63.9%.


Dari data di atas terlihat bahwa responden yang bekerja/bisnis rata-rata pendapatannya itu sebanyak banyak 500.000 lebih banyak dengan presentase 58,1% . sedangkan yang pwndapatannya lebih dari 1.000.000 itu 29% dan yang penghasilannya pas 1.000.000 hanya 12,9%.

Sedangkan dari segi pendapatan beasiswa ternyata dari 61 responden yang mendapatkan beasiswa itu hanya 6.8% sedangkan yang tidak menerima beasiswa sebanyak 93,2%.
Kebanyakan responden mendapatkan uang sakunya itu berasal dari orang tua dengan jumlah 80,3% di bandingkan dengan hasil sendiri yang lebih sedikit dengan presentase 19,7%.
 
Sedangan rata-rata uang saku responden perbulan yang < 1.000.000 itu sebanyak 55% lebih banyak dari uang sakunya yang >1.000.000  .

Dari uang saku yang dimiliki responden ternyata paengeluaran yang paling banyak perbulan itu senilai 500.000 yang di gunakan untuk konsumsi oleh kebanyakan mahasiswa.

Dari pendapatan yang di gunakan responden ternyata lebih ke konsumsi dengan jumlah presentase sebanyak 88,3%.
Dari pendapatan dan uang saku yang dimiliki, ternyata responden lebih banyak menkonsumsi Makanan sebanyak 92% dan kuota sebanyak 80,3% . sedangkan Minuman sama transportasi jumlah presentasenya sama yaitu 78,7%. Selanjutnya busana 49,2% dan yang paling sedikit di konsumsi yaitu rokok hanya 9,8% karena kebanyakan dari respondennya itu lebih banyak perempuan .
Dari data tersebut banyak kemungkinan responden yang akan membeli pakaian yang sedang trend dengan presentase 42.6% dan sama dengan responden yang lebih memlilih tidak . sedangkan yang yakin akan membeli sebanyak 14.8%. dan jelas bahwa kebanyakan mahasiswa itu ingin terlihat keren sehingga dengan barang-barang yang sedang trend sekarang akan memaksakan untuk dibelinya.
Dari kuisioner diatas ternyata untuk membeli barang-barang yang disukai tapi kurang berguna responden lebih banyak memilih tidak membelinya dengan presentase sebanyak 90,2% dibandingkan dengan yang sering membelinya ternyata jauh lebih sedikit.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
       Dari uraian hasil dan pembahasan dapat di simpilkan bahwa pengaruh pendapatan, gaya hidup, dan jenis kelamin terhadap tingkat konsumsi mahasiswa itu sangat berpengaruh. Karena kebanyakan pendapatan yang di dapatkan mahasiswa itu masih dari orangtua , sedangkan gaya hidup yang konsumtif sangat mempengaruhi terhadap konsumsi juga. Dari kuisioner tersebut dapat terlihat bahwa kebanyakan pendapatan yang digunakan mahasiswa itu untuk konsumsi dan hanya sedikit untuk menabungnya. Kebanyakan responden pun banyak memilih barang yang sedang trend, itu karena gaya hidupntya yang sangat mempengaruhi dan sangat konsumtif juga.
       Dengan begitu, gaya hidup mahasiswa cenderung konsumtif. Gaya hidup mahasiswa yang cenderung konsumtif dapat menimbulkan masalah.  Serta ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi mahasiswa. Sedangkan Pendapatan atau uang saku mahasiswa dihabiskan untuk konsumsi sementara sedikit  bagian pendapatan yang ditabung.
4.2 Saran
            Bagi mahasiswa hendaklah mengurangi gaya hidup yang konsumtif.
Bagi mahasiswa hendaknya menyadari bahwa menabung itu sangat penting baik untuk jangka pendek maupun untuk kehidupan jangka panjang.
            Penulis menyadari banyak kekurangan dalam laporan ini , saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Laporan/Makaah ini bermanfaat bagi penulis khususnya umumnya bagi pembaca sekalian.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad Syaiful Ramadhan. 2012. Hubungan Gaya Hidup Konsumtif dengan Harga Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
adan Pusat Statistik. 2012. Pengeluaran dan Konsumsi Rumah Tangga, http://www.bps.go.id

0 komentar:

Posting Komentar